Sabtu, 11 Januari 2014

SEKUTU IBLIS

Tikus Berdasi
(Nabila)
Rakyat menangis hati teriris
Menikam dahaga yang kian bengis
Mulut menganga meledak tangis 
Menadah mengharap lazuardi gugur dari langit

Ia tertawa diatas jeritan masa
Tumpangkan kaki diatas alas buku
Tikus rapi berdasi 
Duduk diatas kursi meledak tawa
Ia berkuasa

Mulut berucap semanis madu
Menebar dusta pada rakyat jelata
Tanpa rasa iba, selalu saja ia menyeringai dalam duka masa
Ia berkuasa

Ia sekutu iblis
Ia nistakan Tuhan
Tikus pintar nan biadab
Lontarkan selaksa dusta dalam sekejap nafas
Memang ialah musuh kami
Manusia tanpa iman
Iblis duniawi

Kamis, 09 Januari 2014

Mampus Kau

Mampus Kau
(Muhammad Nur Alamsyah)

perjalanan pendidikan dijadikan permaksiatan
pergulatan hasrat cinta lawan jenis
memuncratkan darah kenikmatan
menyeret mereka menuju neraka

mampus kau anak-anak
terbungkus ingus
bermandi mani

aku harap mereka mati
dibakar api suci agama
ditelan iman dikubur taubat
bertabur bunga-bunga keindahan

Tuhan...
beri satu hela nafas udara surga
agar mereka berusaha menuju ke sana

Senin, 06 Januari 2014

Pagi Kinara

Pagiku
(Nabila)
kala kuterjaga dari lelapku
Daku terhenyak saat sang surya sambut pagiku
Rona merah langit pagipun laksana tersipu malu
Ku rasakan bagai terbangun di alam surgawi

Ku mulai beranjak dari rebahku nan sekejap
Sebab ku tau sang pipit tengah riuh memanggilku
Ku lesatkan pandangku menuju sudut sudut maha karya mu
Tuk rebahkan nuraniku pada sinar kehidupan

Kini ku mulai tapaki sudut sudut karuniamu
Ku rasakan segar binar embun yg msh menggantung
Ku nikmati udara yang masuk ke rongga dadaku
Sungguh sayang memang tuk ku lepaskan kembali udara dari dadaku
Sarat memamg tuk ku lukiskan karunia mu
Laksana ku ukir syair di atas langit dayaku hanya sematkan rindu pada bayu
Semoga ia berhembus sampai ke alam surgawi