Minggu, 08 September 2019

Sembilan September

Kutemukan dia yang semakin berbeda. Aku hanya takut. Sesuatu yg buruk terulang kembali.

Dulu, sekian tahun yg lalu aku pernah jatuh cinta. Jatuh sejatuh jatuhnya. Kemudian menjadi lemah.
Dulu aku pernah menanti cinta. Menerima segalanya. Kekurangan dan kelebihannya. Keadaannya. Orang tuanya. Agamanya. Kasih sayangnya. Perlakuannya. Prilakunya. Teman-teman dan orang sekitarnya.

Dulu aku menunggu cinta. Dia kemudian datang, tak lama, lalu pergi, dengan wanita pilihannya.
Dulu aku menanti kasihsayangnya. Menanti kedatangannya. Menantinya menggenggam tanganku di depan orang tuanya.
Yang kemudian pada akhirnya aku percaya. Janjinya melindungiku hanya dusta.

Hari ini aku kembali terjatuh. Di depan sesuatu yg bernama cinta. Dan kemudian kembali melemah. Dengan berusaha tidak akan mengulang kejadian yg sama.
Suatu hari lelaki itu datang. Menyulut api cinta yg sempat padam. Hari-demi hari api itu kembali menyala. Namun entah kenapa hari ini nampak semakin meredup.

Bersyukur aku lebih kuat dari sebelumnya.
Meski hati ini merasa gelisah. Ragu. Takut. Kehilangan untuk kesekian kalinya.

Aku kembali mempersiapkan diri. Siapa tau kata "aku bosan" segera keluar dari ketikan jempolnya.

Akupun kembali mempersiapkan diri. Mengemasi segalanya dari dalam hatiku. Agar nanti aku bisa segera pergi.